Tuesday, November 3, 2009

Movie review : Putih Abu Abu dan Sepatu Kets & Ruma Maida

PUTIH ABU-ABU DAN SEPATU KETS
Cast : Arumi Bachsin, Adipati, Michella Putri, Rendy Septino


Alasan uatama saya menonton film ini adalah karena sutradaranya, yaitu Nayato Fio Nuala. Beberapa filmnya seperti Ekskul, Cinta Pertama, Kangen, dll. Yang saya suka karena filmnya suka menggunakan low-angle, suram, hujan, dan teknik flashback. Bukan berarti saya suka film dengan genre seperti itu, tapi menurut saya, Nayato bisa menghadirkan yang baik. Sempat beberapa kali Nayato menyutradarai film horor, yang tapi saya kurang suka (bisa dibilang tidak berkesan).

Okay, kali ini Nayato kembali ke genre drama remaja, masih dengan taste-nya. Tapi menurut saya, dari awal film ini ada satu kesalahan yaitu salah casting pemain. Para pemainnya disini keliatan tidak sesuai dengan perannya. Dan mungkin karena rata-rata didominasi dengan pemain baru. Dari segi cerita pun, ya khas remaja SMA lah, pacaran, suka sama pacar temennya, ngefans dengan artis, masalah keluarga.

Yang jelas, film ini belum bisa masuk dalam film Nayato favorit saya. My rates : 2 of 5 stars.

***

RUMA MAIDA
Cast : Atiqah Hasiholan, Yama Carlos, Nino Fernandez



Teddy Soeriaatmadja is back! Setelah 'hibernasi' cukup lama. Film terakhirnya, yang saya ingat judulnya Namaku Dick (2008). Tapi itu tidak cukup berkesan, justru film yang sebelumnya yang mungkin masih diingat penonton, yaitu film remake Badai Pasti Berlalu (2007).

Kali ini, Teddy kembali dengan genre film yang menurut saya bukan genre komersil berjudul Ruma Maida. Saya menyebutnya bukan genre komersil karena genre yang ditawarkan bukan genre yang sedang populer, selain itu film ini saya rasa agak minim promosi. Dan dari saya pribadi, menikmati film ini butuh sedikit berpikir. Hehe.

Filmnya bercerita tentang Maida, seorang wanita yang hendak menyelesaikan skripsinya. Ia melakukan observasi dengan anak jalanan dengan membangun sekolah gratis di sebuah rumah tidak terurus. Di tengah-tengah pengumpulan datanya, dia mengganti topiknya lantaran bertemu dengan kelompok keroncong mengaku pernah tinggal di rumah itu. Ia mengganti topiknya menjadi sejarah tentang musikus Ishak Pahing, yang menciptakan lagu Pulau Tenggara. Ada kaitan apa antara kelompok keroncong tersebut, Ishak Pahing, dan rumah yang digunakan Maida sekarang? Temukan jawabannya dengan menyaksikan Ruma Maida.

Well, buat saya film ini cukup menarik walaupun tidak luar biasa. My rates 3.5 of 5 stars. :)


I'm not an expert on movie, so my notes is just an opinion from an ordinary audience of a movie.

-dimas daniel-

No comments:

Post a Comment